TUHAN YESUS BATU KARANGKU YANG TEGUH

Ps. Debora Henubau

Ringkasan Khotbah Minggu, 22 November 2020

Pembacaan Alkitab : Matius 7:21-27

Ayat 21-13 Di akhir zaman ada orang-orang yang sudah mengenal Tuhan, melakukan pekerjaan Tuhan, tetapi Tuhan tidak megenalnya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena mereka tidak melakukan kehendak Tuhan. Ayat 21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga

Bagaimana kita melakukan kehendak Allah Bapa? Kita harus menjadi pendengar dan pelaku firman Tuhan

Ayat 24-27 Menjelaskan tentang dua macam dasar. Kisah yang sama juga ditulis dalam Lukas 6:47-49 (baca). Dalam dua bagian ayat ini sama-sama dikatakan ada orang yang membangun rumah. Yang satu membangun rumah di atas batu/dasar, dia disebut orang yang bijaksana.

Apa yang nampak di atas (bentuk bangunan) itu yang dapat dilihat oleh mata manusia, sementara yang berakar ke bawah yaitu pondasi bangunan tidak dapat dilihat. Tetapi pondasi itulah yang harus pertama di bangun sebelum yang di atas (bentuk bangunan).

Ayat 26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.

Mengapa disebut orang bodoh? Karena apa yang di bangun di dalam hidupnya sia-sia, tidak ada makna dan gunanya, bukan karena terbelakang dan kurang pandai.

Waktu kita membangun hidup kita, pastikan kita membangun di atas dasar yang benar. Apa yang kita bangun harus berdasarkan apa yang Tuhan suka dan kehendaki.

Pada waktu kita membangun sebuah rumah, baik itu di atas batu atau pasir, kedua-duanya pasti akan mengalami badai.

Di sepanjang hidup kita, badai akan selalu ada. Yang menjadi intinya adalah bukan badain/ masalah yang datang, tetapi yang harus senantiasa kita perhatikan adalah pondasinya. Kita harus mempunyai pondasi yang benar dalam hidup ini yaitu Tuhan Yesus dan firman-Nya.

Matius 8:23-27 (baca) Tuhan Yesus dan murid-murid menyeberangi danau Galilea menuju Gerasa untuk melayani orang yang kerasukan setan. Artinya dari awal mereka berangkat, mereka berangkat dalam kehendak Tuhan, tetapi badai tetap datang saat mereka di tengah danau.

Hal yang sama juga berlaku dalam hidup kita. Sekalipun kita sudah sungguh-sungguh di dalam Tuhan, badai akan tetap datang dalam hidup kita. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kita masih ada di dalam dunia, dan di dunia ini roh-roh jahat turut bekerja untuk menyerang dan menjatuhkan anak-anak Tuhan dan menentang kehendak Tuhan

Pada saat badai datang, murid-murid berseru-seru kepada Tuhan Yesus yang sedang tertidur. Demikian pun dengan kita, pada waktu kita menghadapi masalah, maka kita harus berseru kepada Tuhan Yesus, bukan bergosip atau menyebarkan masalah tersebut di media sosial.

Tuhan Yesus pada akhirnya menghentikan badai yang ada, tetapi Ia juga menegur murid-murid dengan tujuan mengajar murid-murid agar di kesempatan berikutnya murid-murid tahu apa yang harus mereka perbuat.

Segala pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melampaui kekuatan kita. Pada waktu kita dicobai, Tuhan pasti memberikan jalan keluarnya (1 Korintus 10:13). Kita beriman bukan pada situasi dan kondosi yang tenang, tetapi kita beriman kepada sang jalan keluar yaitu Tuhan Yesus.

Badai datang kepada orang percaya dan tidak percaya. Badai datangnya tiba-tiba tanpa memberitahu lebih dulu. Beberapa contoh badai yang kita alami: tiba-tiba jatuh sakit atau mengalami kecelakaan, difitnah/disalah mengerti, tiba-tiba dimusuhi anggota keluarga atau teman terdekat, tiba-tiba ada anggota keluarga yang meninggal, kehilangan barang yang penting, kehilangan pekerjaan, tiba-tiba mengalami bencana alam, harus terjadi perceraian/ perpisahan, yang masih sekolah mengalami nilai yang jelek atau tidak diterima di sekolah unggulan, mengalami kegagalan dalam suatu perlombaan, dimarahi karena melakukan kesalahan, sudah bersikap baik tetapi orang-orang di sekitar kita justru memperlakukan kita dengan tidak sopan yang membuat kita tertekan, dan masih banyak contoh lainnya.

Mazmur 127:1-2 (baca) Dalam hidup ini, kita sudah membangun baik itu membangun karier, kehidupan rumah tangga, dan masa depan, Kita harus memastikan bahwa apa yang kita bangun harus di atas dasar yang benar yaitu di dalam Tuhan Yesus supaya tidak menjadi sia-sia. Membangun di atas dasar yang benar berarti kita menyelaraskan hidup kita sesuai dengan firman Tuhan.

Apapun yang kita jaga dalam hidup kita sebagus-bagusnya, akan menjadi sia-sia jika bukan Tuhan penjaminnya. Tuhan Yesus harus menjadi penjamin hidup kita karena tidak ada seorang pun yang dapat menjamin dirinya sendiri.

Mazmur 127 :2 “….. sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur” Aya ini tidak berkata kepada kita untuk tidur bermalas-malasan karena kita anak Tuhan. Tetapi dalam ayat ini ada satu hak istimewa bagi orang-orang yang dicintai Tuhan. Sekalipun kita sedang istirahat, Tuhan tetap menyediakan dan mencurahkan berkat khusus bagi kita yang hidup benar dan melakukan kehendak Tuhan.

Efesus 2:20-22 (baca) Kita dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, artinya ada orang-orang yang mendahului kita. Kehidupan dan pengalaman para rasul dan para nabi menjadi dasar untuk hidup kita. Sedangkan Tuhan Yesus Kristus sebagai batu penjuru/batu pondasi/batu yang utama harus menjadi pondasi yang yang utama dalam hidup kita.

Waktu kita membangun, kita harus membangun di atas dasar firman Tuhan. Segala sesuatu di dalam hidup kita yang tidak sesuai dengan firman Tuhan berarti dibangun di luar pondasi. Bangunan yang di luar pondasi sekalipun menyambung dengan bangunan utama, bangunan tersebut rapuh.

Kisah Para Rasul 4:11 Tidak ada batu penjuru lainnya selain Tuhan Yesus. Orang yang membangun di atas dasar yang lain (kepintaran, kemampuan, uang, relasi) akan goyah pada waktu badai datang. Tetapi orang yang membangun di atas batu penjuru (Tuhan Yesus), akan tetap teguh, kuat dan aman pada waktu badai datang dalam hidupnya.

1 Petrus 2:6-7 (baca) Kristus adalah batu penjuru yang mahal nilainya. Kita yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak akan dipermalukan. Oleh sebab itu, kita harus menjadikan Tuhan Yesus sebagai batu penjuru bukan baru sentuhan dan batu sandungan.

Bagi orang yang tidak percaya, Tuhan Yesus bisa menjadi batu penjuru, batu sentuhan dan batu sandungan. Untuk batu sentuhan dan batu sandungan keduanya mirip yaitu pada waktu orang mendengarkan firman Tuhan dia bisa tersandung (menolak firman Tuhan).  Sedangkan hidup kita harus satu saja, kita harus menjadikan Kristus sebagai batu penjuru

Tahun ini adalah tahun badai, dan puji Tuhan sesuai dengan tema Gereja kita, kita pun dibawa Tuhan semakin kuat. Darimana kita tahu kita semakin kuat? Waktu badai berlalu, kita masih ada di dalam Kristus.

Ibrani 12:26-29 (baca) Segala sesuatu di muka bumi ini akan berlalu, semua akan digoncangkan agar tinggal apa yang tidak tergoncangkan. Kita harus memastikan hidup kita dibangun di atas pondasi yang benar agar kita tidak tergoncangkan.

Titus 1:16 (baca) Pengakuan kita yang menyatakan kita sudah mengenal Tuhan tidak menjamin bahwa kita teguh. Tetapi perbuatan kita pada waktu kita mentaati, dan menyelaraskan hidup kita sesuai firman Tuhan, inilah yang disebut melakukan perintah Tuhan. Kekuatan kita adalah pada waktu kita melakukan sesuai firman Tuhan, bukan hanya mendengar dan mengakui firman Tuhan.

Mazmur 18:1-8 (baca) Daud adalah orang yang dilipih oleh Tuhan. Tetapi dalam hidupnya ada banyak badai yang terjadi. Melalui pengalaman hidupnya, dia mengenal Tuhan lebih dalam

Segala yang kita alami dalam hidup kita menjadi ujian, apakah kita teguh di dalam Tuhan. Pada waktu kita mengalami badai, dan kita berserah/mengandalkan Tuhan, maka kita akan mengenal Tuhan lebih dalam lagi

Mazmur 18:17-20 (baca) “Tempat lapang” artinya ada kelegaan setelah segala sesuatu menekan dan membuat kita rasanya sesak, terjebak, dan terjerat dalam hidup ini.

Ketika badai/masalah sudah berlalu dari hidup kita, maka kita harus memastikan bahwa sudah tidak ada luka/kekecewaan yang tertinggal dari badai tersebut.

Mazmur 18:21-26, 29-32 Siapakah gunung batu kita? Siapakah batu karang kita? Siapakah pondasi hidup kita? Tuhan Yesus. Oleh sebab itu, apapun yang terjadi dalam hidup kita, fokus utamanya adalah siapakah yang menjadi pondasi hidup kita, bukan badai/masalahnya.

Kita harus memastikan hidup kita selaras dengan firman Tuhan. Kita jangan hanya menjadi pendengar firman Tuhan, tetapi kita juga harus menjadi pelaku firman Tuhan. Kita harus melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi hidup kita. Amin!