SEMUA KARENA KASIH KARUNIA-NYA
Tidak ada seorangpun yang akan berhasil tanpa kasih karunia anugerah Tuhan. Hal itulah yang membuat kekristenan berbeda dari semua agama lain yang mengandalkan usaha sendiri. Kita memiliki pengharapan untuk mengalami masa depan yang lebih baik sesuai dengan janji Tuhan yang terdapat di dalam 2 Korintus 3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Dan kemuliaan yang semakin besar itu terjadi hanya oleh karena kasih karunia Tuhan sesuai dengan Yohanes 1:16 Karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia: Tapi kita tidak membuat kasih karunia itu sia-sia dengan cara bekera keras seperti yang terdapat di dalam 1 Korintus 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan- Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua: tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Beberapa tahun yang lalu dalam suatu rapat PII (sekarang PGLII) saya ditawari oleh seorang anggota pengurus untuk menerima gelar doktor dari suatu institusi yang juga telah memberikan gelar doktor kepada saudara tersebut. Tetapi saya tidak merespon tawaran tersebut karena saya pemah berdoa bahwa jika Tuhan menghendaki saya mendapat gelar doktor (DR) maka saya akan menerimanya dari almamater saya Institut Injil Indonesia (I-3) Batu Malang dan bukan dari institusi yang tidak ada hubungannya dengan latar belakang pendidikan theologia dan pelayanan saya. Di 13, saya pernah menjadi asisten dosen dan dosen, dan juga pada waktu saya melayani sebagai Ketua Dept. PI dan Ketua Dewan Eksekutif YPPII, saya dipakai MP Tuhan untuk merintis dan mengembangkan YPPII Majelis Perwakilan-red di beberapa kota di Tanah Air dan juga mengajar di SAM-YPPII (Sekolah Alkitab Malam-red) di berbagai kota. Semua itu karena kasih karunia Tuhan. Jadi ketika ada tawaran untuk menerima pemberian gelar DR (seingat saya sudah tiga kali), saya tetap pada prinsip “Jika Tuhan menghendaki saya menerima gelar DR, maka tawaran untuk menerima gelar DR tersebut dari Institut Injil Indonesia (I-3), bukan dari lembaga pendidikan theologia yang lain.”
Puji Tuhan, tepat pada waktu Tuhan yaitu pada tanggal 13 Oktober 2014, saya ditelepon oleh Rektor Institut Injil Indonesia yang menyatakan bahwa saya sebagai alumni senior telah dinominasikan untuk menerima gelar Doktor Kehormatan dan beliau juga mengatakan akan datang untuk mengadakan wawancara dan hal itu sudah berlangsung pada tanggal 16 Oktober 2014.
Sesudah itu, pada tanggal 31 Oktober saya menerima surat resmi dari Institut Injil Indonesia menyatakan bahwa saya resmi dicalonkan untuk menerima penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (DR). Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Institut Injil Indonesia yang berlokasi di atas lahan 12 Hektar di Jl. Trunojoyo Batu, Jawa Timur. Sejak berdirinya, Institut Injil Indonesia terus berkembang dan hingga kini telah mengeluarkan 11 program study, baik Strata 1, 2 dan Strata 3, yang telah diakui oleh pemerintah dan berhak memberikan gelar Doktor Kehormatan kepada seseorang yang telah berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi kebudayaan, kemasyarakatan dan atau kemanusiaan.
Selanjutnya Institut Injil Indonesia melalui surat tersebut menyatakan “Berdasarkan pengamatan secara mendalam maka Bapak Pdt. Daniel Henubau adalah salah seorang yang kami nominasikan sebagai Tokoh Nasional Kristen yang patut dianugerahi Gelar Doktor Kehormatan (DR), dengan mempertimbangkan:
1. Membina dan mengembangkan spiritualitas Nasional dan Internasional;
2. Membina dan mengembangkan SDM Kristen;
3. Berjasa dalam Pelayanan Sosial dan Ekonomi;
4. Berjasa dalam Pendidikan.”
Maka sesuai keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 178/U/2001 tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi khususnya bab VII, Gelar Doktor Kehormatan, pasal 15 ayat 1 bahwa calon penerima gelar Doktor Kehormatan adalah memiliki gelar Akademik sekurang-kurangnya Sarjana dan berjasa luar biasa dalam pengembangan suatu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, kemasyarakatan dan atau kemanusiaan.
Dalam surat tersebut, pimpinan Institut Injil Indonesia menulis: “Perkenankan kami menawarkan kepada Bapak kiranya berkenan menerima penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (DR) yang dimaksud”.
Dijelaskan pula bahwa maksud dan tujuan pemberian gelar tersebut yakni: 1. Apresiasi atas jasa-jasa luar biasa yang Bapak baktikan sebagai Tokoh Kristen Injili di Indonesia; 2. Pemberian dorongan kepada para pemimpin atau tokoh Kristen lainnya di Indonesia agar supaya meningkatkan peran dan kesaksian Kristennya masyarakat, bangsa dan negara di tengah-tengah dan/atau kemasyarakatan, melalui kebudayaan, sebagian fungsi kemanusiaan; 3. Perwujudnyataan Perguruan Tinggi (Tri Dharma) I-3, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Saya membawa hal ini ke Rapat Pimpinan Sinode GEKARI pada tanggal 31 Oktober 2014. Seluruh Pimpinan Sinode menyetujui dan mendukung untuk saya menerima gelar tersebut karena penganugerahan gelar tersebut diyakini dalam kehendak dan waktu Tuhan dan juga sejalan dengan pengembangan pelayanan GEKARI.
Selanjutnya pada tanggal 17 November 2014, Pdt. DR. Roland Octavianus Th.M mengundang saya untuk kami mengadakan audiensi dengan menteri agama RI untuk mengundang beliau menghadiri acara wisuda S2, S3, dan penganugerahan gelar doktor kehormatan karena beliau yang akan menandatangani ijazah.
Dan setelah saya memenuhi semua persyaratan yang diminta oleh Institut Injil Indonesia, tanggal 22 November 2014 ditetapkan sebagai waktu penganugerahan gelar tersebut dalam rangka acara wisuda S2 dan S3 Institut Injil Indonesia.
Atas kasih karunia Tuhan, saya diberi kesempatan memberikan pidato dalam wisuda tersebut dengan tema “PERAN TOKOH KRISTEN DALAM PEMBANGUNAN DI SEGALA BIDANG”.
Saya sungguh bersyukur sebab gelar ini adalah bukti dari berkat dan anugerah Tuhan dalam pelayanan GEKARI selama ini. Saya berdoa agar penganugerahan semangat kita melayani gelar ini dapat membangkitkan di dalam dan melalui GEKARI sampai Maranatha! Amin!