Deprecated: The each() function is deprecated. This message will be suppressed on further calls in /var/www/vhosts/k1683644.subscription/gds.or.id/id/wp-content/plugins/js_composer/include/classes/core/class-vc-mapper.php on line 111
Ibadah Spesial Natal 2019 bersama Rev Paul Yadao | GDS | GEKARI DAMAI SEJAHTERA

Ibadah Spesial Natal 2019 bersama Rev Paul Yadao

Puji Tuhan.. Kita adalah anak-anakNya yang selalu dikasihi dan diberkatiNya. Pada tanggal 15 Desember 2019 yang merupakan Ibadah Natal Spesial GDS dengan pengkhotbah Rev Paul Yadao dapat berjalan dengan luar biasa. Pewahyuan yang baru, yaitu mengenai "Berkat Bapa Surgawi".

Firman dimulai dari pengertian natal itu sendiri, yaitu kebaikan Bapa Surgawi yang dinyatakan kepada umat manusia sekali lagi, dalam bentuk Anak-Nya yang dikasihi-Nya, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Raja Segala Raja dilahirkan dalam sebuah palungan, yang bukan suatu tempat terbaik untuk dilahirkan, tetapi Dia memilih tempat tersebut. Karena kasih-Nya, Bapa ingin menyelamatan dan mengenal semua anak-anakNya.

Berita yang disampaikan oleh sejumlah besar malaikat yang menampakan diri kepada para Gembala : Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Lukas 2: 14) adalah inti dari Natal itu sendiri, bahwa peristiwa Natal, yaitu kelahiran Tuhan Yesus di bumi ini akan memuliakan Bapa di surga dan menyatakan bahwa damai sejahtera datang ke bumi. Melalui peristiwa Natal segala sesuatu yang ada di surga dinyatakan di bumi.

Ketika Tuhan dipermuliakan di dalam dan melalui hidup kita (keluarga, pekerjaan, usaha, studi, gereja), maka bumi akan seperti di surga. Ketika Tuhan menjadi pusat dalam hidup kita, maka yang terjadi adalah DAMAI SEJAHTERA Tuhan akan dinyatakan dalam semua aspek kehidupan kita, apa yang mustahil menjadi tidak mustahil. Surga akan mengintervensi hidup kita, sehingga apa yang kita kerjakan di bumi ini, surga pun akan turut mengerjakannya bersama kita.
[layerslider id="254"]
Respon dan perkataan "YA" dari Maria dan Yusuf terhadap panggilan Tuhan membawa Juruslamat datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan dan memulihkan segala sesuatu. Tahun 2020 respon dan jawaban "YA" kita kepada Tuhan akan membuat surga dinyatakan di bumi ini, dan mengubahkan pekerjaan, usaha/bisnis, komunitas, bahkan bangsa-bangsa. Katakan "YA" senantiasa kepada Tuhan.

Kehidupan Kristus adalah terang bagi seluruh umat manusa. Jadi pada waktu kita menerima Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita, maka pada saat itu juga hidup kita menjadi terang dunia. Natal bukan hanya di bulan Desember tetapi setiap hari adalah Natal.

Setiap kali kita mendengar firman Tuhan, kita bukan hanya mendengar khotbah, tetapi lebih dari itu kita harus peka mendengar Tuhan berbicara kepada kita secara pribadi. Karena Tuhan sedang dan akan mengubahkan hidup kita, menyatakan terang dan kebaikan-Nya dalam hidup kita. Tahun 2020 adalah tahun kita mengalami berkat dua kali lipat, tahun dimana kita akan melihat Tuhan bergerak dalam hidup kita.

Cara kita mengenal Tuhan secara pribadi, akan mempengaruhi cara kita hidup. Pada waktu kita melihat Tuhan itu jauh/ berjarak dari hidup kita, maka kehidupan yang kita jalani adalah tidak aman/nyaman, ketakutan, gelisah, kuatir, dsb. Tetapi jika kita mengenal Tuhan sebagai Tuhan yang dekat dengan kita, maka kita akan mengalami bahwa Tuhan ada dipihak kita, membela kita, sehingga kita berani, merdeka, dan memiliki pengharapan-pengharapan besar untuk masa depan kita.

Tuhan Yesus adalah Imanuel yang artinya Tuhan berserta kita. Itulah sebabnya Dia memilih palungan untuk lahirkan, tempat yang paling rendah tetapi raja-raja (orang majus) memberikan hadiah kepada-Nya. Artinya, bahwa siapapun kita dari latar belakang apapun, Tuhan ada dipihak kita, Dia senantiasa bersama dengan kita, Tuhan membela kita. Dia tidak menentang kita, karena Dia adalah Imanuel. Kuasa yang membangkitkan Kristus dari kematian, tinggal dalam diri kita, maka kuasa kebangkitan itu akan membangkitkan hidup kita, memulihkan pernikahan / keluarga, menghidupkan bisnis dan pekerjaan kita, dan memultiplikasikan apa yang kita miliki dan kembangkan.
[layerslider id="256"]
Kedatangan Tuhan Yesus yang kita kenal dengan peristiwa Natal bukan hanya bertujuan untuk menyelamatkan manusia dari dosa. TETAPI TUHAN YESUS DATANG UNTUK MENYINGKAPKAN PRIBADI BAPA ITU SENDIRI. Itu sebabnya wajah yang Tuhan Yesus nyatakan dan singkapkan melalui kehadiran-Nya di bumi ini adalah WAJAH DARI BAPA SURGAWI. Karena di dalam rencana dan tujuan Tuhan sebelum Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan itu adalah BAPA kita.

Tuhan Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk berdoa. "Bapa Kami yang di surga..", karena kita adalan anggota keluarga Bapa Surgawi, dan itulah sebabnya segala sesuatu mungkin terjadi. Tuhan Yesus mengajar, berkhotbah dan mendemonstrasikan kuasa-Nya menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati untuk membuktikan dan menunjukan siapa Bapa itu sebenarnya.

Lukas 15:1-2 (baca) Dalam kisah ini, terdapat dua kelompok orang yang ada di depan Tuhan Yesus, mereka adalah orang beragama (orang Farisi dan ahli-ahli Taurat), dan orang-orang pemberontak (pemungut cukai, orang berdosa). Tetapi Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan untuk mengajarkan tentang Tuhan, itu sebabnya digunakan perumpamaan-perumpamaan ini.

Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan untuk memberikan kepada pendengar pendengarNya rahasia Kerajaan Allah. Karena jika kita memiliki rahasia , maka kita akan mempunyai keuntungan. Tuhan Yesus memberikan rahasia kepada sahabat-sahabatNya yaitu mereka yang mau mendengarNya.

Lukas 15: 11-32 (baca) Kerajaan Allah itu seperti sebuah KELUARGA. Melalui perumpamaan ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada para pendengarnya, terutama kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat, cara pandang yang benar tentang Tuhan, karena mereka memandang Tuhan sebagai seorang Pribadi yang sulit untuk disenangkan. Sehingga mereka harus melakukan tata cara, tradisi tertentu baru Tuhan dapat disenangkan. Mereka memandang Tuhan berdasarkan penampilan atau hukum Taurat yaitu jika kita sudah melakukan sesuatu apa yang Tuhan inginkan barulah ia mengasihi dan menyatakan kebaikanNya. Itu sebabnya Tuhan mengajarkan perumpamaan ini untuk mengubah kan total pandangan itu. Bahkan begitu drastisnya Tuhan Yesus mengubah pandangan itu dengan menjadikan seorang berdosa sebagai gambaran seorang anak Bapa.

Ada banyak orang di luar sana yang juga merupakan anak-anak Bapa di surga tetapi mereka tidak/ belum diselamatkan dan datang kepada Tuhan, karena na mereka belum melihat dan mengenal Allah sebagai Bapa. Mereka tidak bisa melihat kasih dan keluarga, karena kemanusiaan itu sendiri yang tidak ber-Bapa adalah gambaran dari yatim piatu.

Kebutuhan manusia di seluruh dunia adalah mencari tempat di mana mereka dapat dikasihi, diterima, aman, dirayakan, bisa menemukan diri mereka sebenarnya, dan tempat itu adalah di rumah dan keluarga. KERAJAAN ALLAH ADALAH SEBLUAH KELUARGA. Setiap orang itu rindu untuk dikasihi dan menjadi bagian dari sebuah rumah atau keluarga.

Tuhan sedang berbicara kepada kita: "MARILAH KITA MENJADI KELUARGA". Jika kita ingin melihat dan mengalami kemuliaan, mujizat, tanda-tanda heran, kesembuan, pemulihan, umur panjang, kelimpahan, dsb, maka kita harus menjadi keluarga-Nya lagi. Tuhan Yesus datang untuk membawa kita kembali kepada Bapa. Tuhan Yesus mati dan bangkit menebus kita supaya kita semua dapat KEMBALI PULANG ke Rumah Bapa di surga, karena ada perayaan dan sukacita di Rumah Bapa.

Dalam perumpamaan ini, anak bungsu meminta harta warisan dari Bapanya. Dia hanya mengejar apa yang dia bisa dapat yang sebenarnya bukan seluruh harta warisan, sebab dia hanya dapat uang, dengan menjual propertinya.

Hubungan kita dengan Tuhan tidak boleh didasarkan seberapa banyak yang kita bisa dapat, jangan ukur kehadiran Tuhan dalam hidup kita berdasarkan berapa banyak yang kita dapat. Sekalipun mungkin kita merasa kita tidak atau belum diberkati. KITA SEBENARNYA ADALAH ORANG YANG DIBERKATI. Jangan kurangkan Indentitas dan harta warisan kita hanya kepada hal-hal material. Kita adalah anak-anak Bapa di surga pemilik segalanya.

Seringkal kita tidak mengalami seluruh kepenuhan berkat yang Tuhan sudah sediakan untuk kita, karena kita kurangkan kepada hal-hal yang bisa kita peroleh. Ada hal-hal yang kita tidak mungkin doakan, tetapi Bapa di surga memberikan itu untuk kita. Tuhan sanggup memberi segala sesuatu jauh lebih banyak dari yang kita doakan dan pikirkan.

Pada waktu kita mengenal Bapa dengan benar, maka kita akan tahu apa yang Bapa sediakan untuk kita, bukan hanya keselamatan dan pengampunan dosa, tetapi SEGALA SESUATU DALAM KERAJAAN ALLAH TERSEDIA BAGI KITA.

Ketika anak bungsu ini mendapat bagiannya (hanya 1/3 harta bapanya), maka alkitab menjelaskan bahwa dia segera menjual hartanya, bahkan mungkin menjualnya dengan nilai yang rendah untuk mendapatkan uang. JANGAN KURANGKAN NILAI KITA DAN APA YANG TERSEDIA BAGI KITA. Pada waktu anak bungsu ini tidak menghargai apa yang Bapanya berikan, maka dia akan menyia-nyiakannya, bahkan dia tidak menghargai dirinya dan menjadi seorang hamba. SEMAKIN KITA JAUH DARI RUMAH BAPA, JAUH DARI PERSEKUTUAN DENGAN-NYA, KITA TIDA LAGI MENJADI ANAK, TETAPI BUDAK. Cukup lari menjauh dari hati Bapa, maka akan mengubahkan kita dari anak menjadi budak, sehingga kita menjadi budak dari ketakutan, uang, dosa, sakit penyakit, dan waktu akan tiba saat nilai kita akan dikurangkan.

[layerslider id="255"]
Anak bungsu mengalami dari kelimpahan menjadi sekedar bertahan hidup (makan makanan babi). Ini bukanlah rencana Tuhan buat kita. Tuhan Yesus datang untuk memberikan kita hidup di dalam segala kelimpahan Yohanes 10: 10. Kata "hidup" adalah "Zoe" dalam bahasa Yunani artinya Life of God, kehidupan Tuhan, atau kekekalan, dan supaya kita alami kelimpahan, yaitu kehidupan Tuhan sendiri yang diberikan sepada kita.

Pada waktu kita memiliki kehidupan Tuhan, maka segala sesuatu itu mungkin, dan tidak ada yang mustahil. Jangan kurangkan nilai kita dari apa yang sudah Tuhan berikan, dengan hal-hal yang hanya mementingkan diri kita sendiri. Kita harus diberkati supaya kita bisa memberkati dan mempermuliakan Tuhan melalui hidup kita, mendemonstrasikan kasih dan kuasa Tuhan dimanapun kita berada. Apa yang kita terima, kita harus berikan, karena di Surga segala sesuatu telah Bapa sediakan bagi kita dan tanpa batas.

Kita mengasih Allah bukan karena apa yang kita terima dariNya tetapi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Anak bungsu menyadari keadaannya, bahwa betapa banyaknya orang upahan (hamba) bapanya yang berlimpah makanan, sedangkan dia hampir mati kelaparan. Itu sebabnya dia kembali kepada rumah bapanya berharap bapanya menerima dia sebagai salah satu hambanya.

Kita tidak bisa membayar atau membeli status anak, karena apapun keadaan kita, di dalam Kristus kita adalah putra putri Bapa Surgawi. Di mata Tuhan sebelum kita bertobat dan minta ampun, Dia setelah melihat Kita sebagai anak anakNya. Itu sebabnya apapun keadaan kita saat ini, PULANGLAH KE RUMAH, karena Bapa menunggu kita. Kita tidak perlu menjadi budak akan dosa, hidup sendiri, penuh kemarahan, ketamakan, egois, kehampaan. Pulanglah ke rumah. Karena Tuhan ingin memulihkan semuanya kembali dalam hidup kita.

Ketika anak bungsu itu pulang, dari kejauhan bapanya bisa melihat dia, karena telah menunggunya kembali. Apapun keadaan anak bungsu itu, namun Bapa melihat dengan mata kasih dan belas kasihanNya. Bapa berlari mendapatkan anak bungsu itu, tanpa memperdulikan kehormatannya, dan pandangan orang terhadapnya, demi untuk mendapatkan anak itu.

Dalam bahasa Yunani kata "berlari"dalam ayat ini memiliki pengertian berlomba dengan seseorang. Dalam kitab Ulangan, waktu anak hilang (durhaka) pulang, maka dengan persetujuan orang tua anak itu bisa dihukum mati. Tetapi dalam perumpamaan ini bapa berlari lebih dahulu mendapati anak itu sebelum orang lain mendakwanya. Tuhan mengasihi kita, Ia berlari mendapati kita, sehingga kita tidak perlu lagi mendengar keluhan dan dakwaan dunia.

Bapa mencium anak bungsu itu berulang-ulang kali. Tuhan mengasihi kita di tengah keterpurukan kita, tanpa peduli keadaan kita. KasihNya bekerja dan berlari menuju kita saat kita mengalami kehancuran. Kemudian Bapa memberikan JUBAHNYA sendiri kepada anak bungsu itu. Itulah jubah bapanya yang selalu dipakai dalam pesta perayaan dan menjadi pusat perhatian, namun ketika anak bungsu itu pulang jumlah itu dikenakan kepadanya, dan menggambarkan bahwa dia ada di pusat perhatian bapa.

Kita adalah pusat dari perhatian Tuhan, dan pusat kasihNya. Kita memiliki jubah kebenaran, jubah berkat Tuhan, jubah kemuliaan dan sepenuhnya kita telah diampuni dan dipulihkan, sehingga tidak ada lagi kutuk yang kita alami. Sehingga kita bisa pergi ke mana saja, menghadapi siapa saja tanpa perlu ada rasa malu lagi, karena kita punya jubah Bapa. Kita tidak lagi telanjang, malu, bersalah, dan dibawah dakwaan, melainkan kita dalam pelukan Bapa, ada di dalam kasihNya dan alami perkenan Bapa, dan bebas dari apapun.

Kemudian Bapak memberikan kepada anak bungsu itu sebuah cincin, yang menggambarkan materai dan kehormatan di dalam keluarga. Siapapun yang memiliki cincin materai itu membawa nama dan kehormatan keluarganya, membawa otoritas keluarganya. Kita memiliki materai, kuasa dan otoritas untuk berdoa dan menyatakan berkat, kuasa serta mukjizat Tuhan untuk dinyatakan dalam seluruh kehidupan kita.

Bapa mengenakan sepatu/ kasut untuk dipakai anak bungsu itu. Hamba tidak mengenal kasut, hanya anak yang menggunakannya. Kasut menggambarkan tujuan hidup. Tuhan mempunyai tujuan dalam hidup kita, sehingga kita tidak perlu berputar-putar dalam keadaan yang sama lagi, dan kita akan berjalan dari kemuliaan kepada kemuliaan yang semakin besar. Kasut juga menggambarkan koneksi dan akses untuk masuk ke setiap ruangan dalam kerajaan Allah. Dimana ada kamar untuk setiap kebutuhan dan penyediaan dari surga.

Bapak menyembelih anak lembu tambun yang sudah dipersiapkan untuk Menanti kedatangan anak bungsu itu, artinya anak bungsu itu telah total diampuni. Tuhan Yesus telah mati untuk kita, supaya kita diampuni dan dirayakan sebagai anak-anak Bapa di surga. Oleh darah Kristus kita telah dipersatukan kembali dengan Bapa, dan tidak ada seorangpun yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan Yesus. Melalui kematianNya Tuhan Yesus memulihkan kembali identitas, hak warisan dan tujuan hidup kita.

Salah satu tanda bahwa Tuhan hadir di dalam gerejaNya adalah semua orang merasa diterima, semua orang dirayakan, tidak merasa didakwa dan merasakan pelukan Bapa, bahkan sakit penyakit pun tunduk dibawah kasih Bapa. Jangan jadi seperti anak sulung, sekalipun ia ada bersama bapa, tetapi dia memiliki hati sebagai seorang budak. Ubah cara kita berpikir, kita adalah anak dan kita sudah dikasihi dan sudah diberkati oleh Bapa di surga, karena kita sudah ada bersama dengan Bapa dan segala kepunyaan Bapa adalah kepunyaan kita juga. Amin !